This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Welcome to our website. Neque porro quisquam est qui dolorem ipsum dolor.

Lorem ipsum eu usu assum liberavisse, ut munere praesent complectitur mea. Sit an option maiorum principes. Ne per probo magna idque, est veniam exerci appareat no. Sit at amet propriae intellegebat, natum iusto forensibus duo ut. Pro hinc aperiri fabulas ut, probo tractatos euripidis an vis, ignota oblique.
Ad ius munere soluta deterruisset, quot veri id vim, te vel bonorum ornatus persequeris. Maecenas ornare tortor. Donec sed tellus eget sapien fringilla nonummy. Mauris a ante. Suspendisse quam sem, consequat at, commodo vitae, feugiat in, nunc. Morbi imperdiet augue quis tellus.

Recent Post

Selasa, 02 Oktober 2012

Dajjal Antara Kenyataan Dan Kamuflase

“Dajjal” acap menjadi topik seru yang dibicarakan banyak orang. Perkaranya pun kian hangat dengan munculnya orang-orang yang mengaku atau dianggap orang lain sebagai Dajjal, seperti yang dialamatkan pada Sri Sathya Sai Baba, seorang begawan dari India. Benarkah dia Dajjal?1
l adalah sangat tepat untuknya, karena Dajjal berarti banyak berdusta dan menipu. Siapa pun yang banyak berdusta dan menipu, ada pengikutnya ataupun tidak, maka dia adalah Dajjal. Demikianlah yang diistilahkan oleh Rasulullah n tentang mereka. Beliau menjelaskan hal ini dalam banyak hadits seperti yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari t dalam dua tempat (no. 3340 dalam Kitabul Manaqib dan no. 6588 dalam Kitab Al-Fitan) dan Muslim t dalam dua tempat (no. 8 dalam Muqaddimah dan no. 5205 dalam Kitab Al-Fitan Wa Asyrathis Sa’ah) dari sahabat Abu Hurairah z:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيمَتَانِ يَكُونُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيمَةٌ دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ الْـمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لَا أَرَبَ لِي بِهِ؛ وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ؛ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُونَ فَذَلِكَ حِينَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا
“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang seruan mereka adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi pendusta hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah, dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah menjadi muncul, banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di tengah kalian sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang akan menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada seseorang namun orang tersebut berkata: ‘Saya tidak membutuhkannya’; orang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang lewat pada sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’; terbitnya matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah barat di saat orang-orang melihatnya, mereka beriman seluruhnya (maka itulah waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi setiap orang yang sebelumnya dia tidak beriman atau dia tidak berbuat kebaikan dengan keimanannya).”
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi setelah Rasulullah n adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah n.
Mengimani Munculnya Dajjal Al-Akbar
Tidak ada keraguan bagi orang yang beriman terhadap segala berita yang datang dari Rasulullah n, masuk akal ataupun tidak. Karena mereka meyakini bahwa segala yang diberitakan oleh Rasulullah n, sepanjang riwayatnya shahih, merupakan berita wahyu dari Allah l. Dan segala perkara yang disebutkan oleh Rasulullah n yang terkait dengan Dajjal –seperti sifat-sifatnya, kejadian-kejadian luar biasa yang diperbuatnya, masa tinggalnya di atas dunia, para pengikutnya, tempat turunnya, siapa yang akan membunuhnya dan sebagainya– bagi orang yang beriman bukanlah sebuah khurafat dan tahayul yang menjajah akal serta hati mereka. Bukan pula sebuah keanehan bagi Allah l untuk menjadikan keluarbiasaan pada diri Dajjal. Dan ini tidak akan mengurangi kemuliaan Allah l sedikitpun. Mereka menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai perkara yang akan menambah dan mengokohkan keimanan mereka terhadap kekuasaan Allah l serta kebenaran berita Rasulullah n. Mereka akan menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai ujian yang datang dari Allah l untuk menambah kebajikan mereka di atas kebajikan. Tidak ada ucapan yang keluar dari orang-orang yang beriman melainkan:
“Kami beriman kepadanya, semuanya itu dari sisi Rabb kami.” (Ali ‘Imran: 7)
“Kami mendengar dan kami patuh.” (Al-Baqarah: 285)
Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra (tanda-tanda yang besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul mendekati hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari sebelah barat. (Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi t hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70)
Rasulullah n telah memberitakan akan munculnya Dajjal di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim t (no. 5228) dari An-Nawwas bin Sam’an z:
ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ n الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِينَا. فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ
“Rasulullah n berkisah tentang Dajjal pada pagi hari dan beliau mengangkat dan merendahkan suaranya seakan-akan kami menyangka dia (Dajjal) berada di sebagian pohon korma. Lalu kami berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui hal ini, lalu beliau berkata: ‘Ada apa dengan kalian?’ Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal pada pagi hari dan engkau mengangkat serta merendahkan suara, sehingga kami menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan korma.’ Rasulullah lantas bersabda: ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan atas kalian. Dan jika dia keluar dan aku berada di tengah kalian maka akulah yang akan menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku tidak berada di tengah kalian, maka setiap orang menyelesaikan urusannya masing-masing’.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah t dalam Kitabul Fitan (no. 4045) dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah z:
كُنَّا قُعُودًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُولِ اللهِ n فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ n: لَنْ تَكُونَ -أَوْ لَنْ تَقُومَ- السَّاعَةُ حَتَّى يَكُونَ قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ وَخُرُوجُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلَاثَةُ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوقُ النَّاسَ إِلَى الْـمَحْشَرِ
“Kami sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat, dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu terbitnya matahari dari sebelah barat, munculnya Dajjal, munculnya asap, keluarnya binatang, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Isa putra Maryam, dan tiga khusuf (terbenam ke dalam bumi), satu di timur, satu di barat dan satu di Jazirah Arab, dan api yang keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat mahsyar’.”
Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah n yang wajib diimani dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan apapun, di antaranya:
1. Dia dari Bani Adam
2. Laki-laki
3. Pemuda
4. Pendek
5.  Berkulit merah
6. Keriting rambutnya
7. Dahinya lebar
8. Lehernya lebar
9. Matanya buta sebelah kanan
10.Tertulis di antara dua matanya
ك ف ر (yang bermakna kafir)
11.Tidak berketurunan
12.Pada matanya sebelah kiri terdapat daging tumbuh.
Sifat-sifat di atas disebutkan di dalam banyak hadits baik dalam Ash-Shahihain (Al-Bukhari dan Muslim) atau selain keduanya.
Dajjal adalah dari Bani Adam, Bukan Lambang Kejahatan dan Kerusakan
Termasuk benarnya keimanan seorang hamba kepada Allah l dan Rasul-Nya yaitu mengimani bahwa Dajjal adalah dari Bani Adam, dan bukan sebuah lambang kejahatan dan lambang khurafat, seperti yang telah dikatakan oleh Muhammad Abduh dalam kitab tafsirnya Al-Manar (3/317), lalu diikuti oleh Abu ‘Ubayyah yang mengatakan bahwa Dajjal adalah sebuah lambang dari kejahatan dan bukan salah seorang Bani Adam. (Asyrathus Sa’ah, hal. 316)
Penakwilan ini termasuk sikap memalingkan makna lahiriah (tekstual) nash-nash.
Asal Dajjal dari Bani Adam telah dijelaskan oleh Rasulullah n dalam banyak hadits. Dari penjelasan nash tersebut tidaklah masuk akal bila dimaknakan kepada sebuah lambang. Coba perhatikan hadits di bawah ini yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari t (no. 6484) dan Al-Imam Muslim t (no. 246) dari sahabat Ibnu ‘Umar c:
ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ n يَوْمًا بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النَّاسِ الْـمَسِيحَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلَا إِنَّ الْـمَسِيحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ. قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ n: أَرَانِي اللَّيْلَةَ فِي الْـمَنَامِ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا تَرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِـمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ، رَجِلُ الشَّعْرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: الْـمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ. وَرَأَيْتُ وَرَاءَهُ رَجُلًا جَعْدًا قَطَطًا أَعْوَرَ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ مِنْ النَّاسِ بِابْنِ قَطَنٍ، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ. فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا الْـمَسِيحُ الدَّجَّالُ
Rasulullah n menyebutkan pada suatu hari di tengah keramaian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah tidak buta sebelah, dan ketahuilah Al-Masih Ad-Dajjal adalah buta mata sebelah kanannya, seperti buah anggur yang menonjol.” Ibnu ‘Umar berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Diperlihatkan dalam mimpiku pada suatu malam ketika aku berada di Ka’bah, kemunculan secara tiba-tiba seseorang dari Bani Adam yang terlihat sangat bagus, berkulit sawo matang dari Bani Adam, rambutnya tersisir di antara kedua pundaknya, dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas dua pundak dua lelaki dan dia melaksanakan thawaf di antara keduanya aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka berkata: ‘Al-Masih bin Maryam.’ Dan aku melihat di belakangnya ada seseorang yang sangat keriting rambutnya dan buta matanya sebelah kanan dan serupa dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan tangannya di atas pundak dua laki-laki dan thawaf di Ka’bah. Lalu aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adalah Al-Masih Ad-Dajjal’.”
Kenapa Tidak Disebutkan Dajjal Di dalam Al-Qur`an dengan Jelas Sebagaimana dalam Hadits-hadits?
Mungkin orang-orang akan bertanya kenapa tidak disebutkan di dalam Al-Qur`an dengan jelas tentang Dajjal sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits? Padahal perkara Dajjal tidaklah jauh lebih besar dari perkara Ya’juj dan Ma’juj, sementara urusan Ya’juj dan Ma’juj disebutkan di dalam Al-Qur`an?
Telah disebutkan alasannya oleh para ulama dalam banyak pendapat. Di antaranya:
1. Penyebutan Dajjal di dalam Al-Qur`an termasuk dalam kandungan ayat:
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Rabbmu atau kedatangan beberapa ayat Rabbmu. Pada hari datangnya ayat dari Rabbmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu, sesungguhnya kamipun menunggu (pula)’.” (Al-An’am: 158)
Yang dimaksud dengan ‘tanda-tanda Rabbmu’ dalam ayat ini adalah munculnya Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, dan munculnya daabbah (binatang). Rasulullah n telah menjelaskan di dalam sebuah sabdanya:
ثَلَاثَةٌ إِذَا خَرَجْنَ لَـمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَـمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ: الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Tiga hal apabila telah muncul (terjadi) maka tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang jiwa yang belum beriman (sebelumnya): Dajjal, daabbah, dan terbitnya matahari dari arah barat.”
2. Al-Qur`an menyebutkan akan turunnya Nabi ‘Isa q dan dialah yang akan membunuh Dajjal. Maka dengan menyebutkan Masihil Huda (Nabi ‘Isa q) sudah cukup dari penyebutan Masihidh Dhalal (Dajjal). Dan kebiasaan orang Arab adalah mencukupkan diri dengan menyebutkan salah satu yang berlawanan.
3. Bahwa munculnya Dajjal disebutkan oleh Allah l di dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al-Mu`min: 57)
Yang dimaksud kata “manusia” di dalam ayat ini adalah Dajjal. Dalam istilah kaidah bahasa termasuk dalam bab penyebutan secara umum sedangkan yang dimaksud adalah khusus, yaitu Dajjal. Abu ‘Aliyah berkata: “Artinya lebih besar dari penciptaan Dajjal yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi.” (Tafsir Al-Qurthubi, 15/325)
Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar t berkata: “Ini, kalau memang benar, adalah sebaik-baik jawaban. Dan ini termasuk perkara-perkara yang ditugaskan kepada Rasul-Nya untuk dijelaskan. Dan ilmunya ada di sisi Allah l.” (Fathul Bari, 13/92)
4. Al-Qur`an tidak menyebutkan Dajjal sebagai bentuk penghinaan terhadapnya. Di mana dia menobatkan dirinya sebagai Tuhan, padahal dia adalah manusia. Tentu sikapnya ini menafikan kemahaagungan Allah l dan kemahasempurnaan-Nya serta kesucian-Nya dari sifat-sifat kekurangan. Oleh karena itu, urusan Dajjal di sisi Allah l adalah sangat hina dan kecil untuk disebutkan.
Jika demikian, mengapa tentang Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan disebutkan di dalam Al-Qur`an? Jawabannya adalah: “Perkara Fir’aun telah selesai dan habis masanya, dan disebutkan sebagai peringatan bagi manusia. Adapun urusan Dajjal, akan muncul di akhir zaman sebagai ujian bagi manusia.”
Dan terkadang, sesuatu itu tidak disebutkan karena jelas dan nyata perkaranya.
Inilah beberapa pendapat dari jawaban dan alasan ulama tentang mengapa tidak disebutkan permasalahan Dajjal di dalam Al-Qur`an. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bila muncul, karenanya Ibnu Hajar t menjelaskan: “Pertanyaan tentang tidak disebutkannya Dajjal di dalam Al-Qur`an akan terus muncul. Karena Allah l menyebutkan perkara Ya`juj dan Ma`juj, sementara fitnah mereka sama dengan fitnahnya Dajjal.” (Fathul Bari, 13/91-92)
Pengarang kitab Asyrathus Sa’ah menguatkan pendapat yang pertama yaitu Dajjal telah disebutkan di dalam Al-Qur`an sebagaimana kandungan ayat dalam surat Al-An’am di atas secara global, dan Rasulullah n diamanatkan untuk menjelaskannya (secara rinci). (Asyrathus Sa’ah, hal. 333)
Tidak ada yang mengingkari bahwa fitnah Dajjal adalah fitnah besar sepanjang perjalanan hidup Bani Adam di atas dunia ini sampai pada hari kiamat. Hal ini disebabkan berbagai bentuk keanehan yang diciptakan Allah l yang bisa diperbuat oleh Dajjal tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam banyak riwayat. Dua fitnah yang sesungguhnya diusung oleh Dajjal untuk merekrut pengikut itulah fitnah syahwat dan fitnah syubuhat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa fitnah besar Dajjal terhadap umat Rasulullah n:
1. Bersama Dajjal ada surga dan neraka
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya (no. 2934) dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman z, dia berkata: Rasulullah n bersabda:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعَرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal adalah buta sebelah kiri, sangat keriting rambutnya, dan bersamanya surga dan neraka. Namun nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.”
2. Bersamanya ada sungai-sungai yang penuh air
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim t (no. 2934) dari sahabat Hudzaifah z berkata:
لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ، مِنْهُ مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ مَاءٌ أَبْيَضُ وَالْآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ نَارٌ تَأَجَّجُ فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ، وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيظَةٌ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang menyertai Dajjal. Yaitu, bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Dengan penglihatan mata, salah satunya adalah air yang putih dan yang lain api yang berkobar. Maka barangsiapa menjumpai yang demikian hendaklah dia mendatangi sungai yang dia lihat sebagai api dan pejamkan matanya kemudian tundukkan kepalanya dan minumlah darinya, karena sesungguhnya itu adalah air yang dingin. Sesungguhnya Dajjal buta dan pada matanya ada daging tumbuh yang tebal serta tertulis di antara dua matanya kafir, yang akan dibaca oleh setiap orang yang beriman baik yang bisa menulis atau tidak.”
3. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan tanamannya
Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah n sebagaimana dalam riwayat Al-Imam Muslim t dalam Shahih beliau (no. 2937) dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an z:
قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ:أَرْبَعُونَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ؟ قَالَ: لَا، اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ. قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ، فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ
Kami berkata: “Ya Rasulullah, berapa lama masa tinggalnya di atas dunia?” Beliau bersabda: “40 hari. Satu hari bagaikan satu tahun, satu hari bagaikan satu bulan, dan satu hari bagaikan satu minggu dan selain itu harinya sama dengan hari biasa.” Kami mengatakan: “Ya Rasulullah, bagaimana kalau satu hari bagaikan satu tahun, apakah cukup bagi kita untuk melaksanakan shalat satu hari?” Rasulullah bersabda: “Tidak, tetapi ukurlah kadarnya.” Kami berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana tentang kecepatannya di muka bumi?” Beliau bersabda: “Bagaikan hujan yang ditiup oleh angin lalu dia mendatangi kaum dan menyerukan mereka sehingga mereka beriman kepadanya dan menerima seruannya. Dia juga memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan kemudian hujan turun; dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman maka kemudian tumbuh.”
4. Bersamanya segala perbendaharaan bumi, dan bisa menempuh arah dengan cepat bagaikan hujan yang ditiup oleh angin. Sebagaimana dalil yang disebutkan di atas.
5. Menghidupkan dan mematikan.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim t dari sahabat Abu Sai’d Al-Khudri z (no. 2938) berkata:
حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ n يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنِ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا قَالَ: يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْـمَدِينَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْـمَدِينَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُولُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللهِ n حَدِيثَهُ. فَيَقُولُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ؟ فَيَقُولُونَ: لَا. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ فَيَقُولُ حِينَ يُحْيِيهِ: وَاللهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ. قَالَ: فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
Rasulullah n menyampaikan kepada kami sebuah hadits yang panjang tentang Dajjal pada suatu hari. Di antara apa yang beliau sampaikan adalah: “Dajjal datang dan dia diharamkan untuk masuk ke kota Madinah, maka dia berakhir di daerah yang tanahnya bergaram yang berada di sekitar Madinah. Maka keluarlah kepadanya seorang yang paling baik dan dia berkata: ‘Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah diceritakan oleh Rasulullah.’ Lalu Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Bagaimana jika aku membunuh orang ini kemudian menghidupkannya, apakah kalian masih tetap ragu tentang urusanku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Dia pun membunuhnya kemudian menghidupkannya. Orang yang baik itu berkata setelah dihidupkan: ‘Demi Allah, aku semakin yakin tentang dirimu.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu Dajjal ingin membunuhnya lagi namun dia tidak sanggup melakukannya’.”
6. Melakukan penipuan dengan mengubah wujud seseorang
Demikianlah beberapa bentuk dari sekian fitnah Dajjal yang sangat dahsyat. Tidak ada seorang pun yang akan selamat melainkan orang-orang yang berusaha menyelamatkan dirinya kemudian dijemput oleh rahmat Allah l. Dengan rahmat Allah l, dia selamat dari fitnah Dajjal yang amat sangat dahsyat.
Bentuk fitnah yang juga diusung oleh Dajjal dalam rangka mencari pengikut adalah fitnah syahwat. Sungguh Allah l telah menguji kita dengan sedikit harta benda dunia dan kita berguguran menjadi budak kesesatan. Bisa dibayangkan jika si Dajjal mengusung surga dan neraka, membunuh dan menghidupkan, di tangannya ada perbendaharaan bumi, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun. Dan memerintahkan bumi menumbuhkan tanam-tanaman lalu tumbuh, kemudian menawarkannya kepada kita. Ke manakah kita akan menginjakkan kaki? Apakah menjadi pengikut Dajjal yang di tangannya kenikmatan semu, atau menjadi kekasih Allah l? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Ucapan Ulama tentang Kejadian Luar Biasa pada Dajjal
Al-Qadhi ‘Iyadh t berkata: “Hadits-hadits ini yang disebutkan oleh Al-Imam Muslim t dan selain beliau tentang kisah Dajjal adalah hujjah bagi ahlul haq tentang kebenarannya. Dia adalah manusia biasa yang dijadikan oleh Allah l sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya. Allah l memberikan kemampuan kepadanya berupa hal-hal yang merupakan kekuasaan Allah l semata, seperti menghidupkan mayat yang dibunuhnya, serta bersamanya ada segala kenikmatan dunia, surga dan neraka, perbendaharaan dunia, dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu terjadi dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan lalu terlaksana. Semuanya terjadi dengan kekuasaan Allah l dan kehendak-Nya. Kemudian Allah l memberikan kepadanya ketidaksanggupan untuk membunuh orang tersebut (setelah dia menghidupkannya) dan selain orang tersebut. Allah l juga membatilkan urusannya lalu dia dibunuh oleh Nabi ‘Isa q dan Allah l mengokohkan orang-orang yang beriman. Inilah madzhab Ahlus Sunnah dan seluruh ahli hadits serta para fuqaha dan para peneliti. Berbeda dengan orang-orang yang mengingkarinya dan menolak perkaranya, seperti Khawarij, Jahmiyyah, sebagian Mu’tazilah serta selain mereka, yaitu bahwa Dajjal itu benar adanya, namun kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adalah khayalan yang tidak memiliki hakikat. Mereka mengira, jika hal itu benar niscaya tidak ada perbedaan dengan mukjizat yang terjadi pada diri nabi. Cara berfikir seperti ini termasuk kesalahan mereka seluruhnya, karena Dajjal tidak mengaku sebagai nabi dan apa yang terjadi pada dirinya hanya sebatas sebagai bukti bahwa dia Dajjal. Dia justru mengaku sebagai Rabb, meski pada kenyataannya dia berdusta dalam pengakuannya, dari sisi penampilannya sendiri, sesuatu yang baru terjadi, kekurangan dalam hal penciptaan, ketidaksanggupannya untuk menghilangkan kebutaan matanya dan menghilangkan tulisan kafir yang terdapat di antara dua matanya.
Karena bukti-bukti ini dan selainnya pada diri Dajjal, maka tidak tertipu dengannya kecuali orang-orang rendahan. Ini semata-mata untuk menutupi keinginan dan kemiskinan, berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup, atau menyelamatkan dirinya, atau takut dari gangguannya, karena fitnahnya yang dahsyat dan membingungkan akal.
Oleh karena itulah, para nabi memperingatkan dari fitnahnya serta menjelaskan tentang kelemahan dan bukti kedustaannya. Adapun orang yang diberikan taufiq oleh Allah l mereka tidak akan tertipu dan terpesona dengan apa yang menyertainya dari bukti-bukti yang penuh kedustaan bersamaan dengan apa yang telah dijelaskan tentang keadaannya. Pantaslah orang yang telah dibunuhnya berkata: “Tidak menambahku tentang dirimu kecuali keyakinan.” (Syarah Shahih Muslim 18/58-59 dan Fathul Bari 13/105 )
Al-Hafizh Ibnu Katsir t berkata: “Sesungguhnya Dajjal dijadikan oleh Allah l sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya dengan kejadian-kejadian luar biasa yang diciptakan Allah l melalui tangannya yang bisa disaksikan pada masanya. Dan bagi orang yang memenuhi panggilannya; memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanamannya lalu terlaksana yang bisa dimakan oleh binatang-binatang ternak dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri kemudian mereka bisa mengambil manfaat dari binatang ternak baik daging ataupun susunya. Dan orang yang tidak memenuhi panggilannya serta menolak seruannya akan ditimpa oleh paceklik penuh kekurangan, binatang-binatang ternak mereka habis mati, kekurangan pada harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Bersamanya juga ada perbendaharaan bagaikan mayang kurma dan dia membunuh seseorang lalu menghidupkannya. Ini semua bukan penipuan melainkan hakikat yang nyata yang diciptakan Allah l untuk menguji hamba-hamba-Nya pada akhir zaman nanti. Allah l menyesatkan banyak orang dan memberikan hidayah kepada mereka. Orang-orang yang ragu, niscaya mereka akan kafir. Dan akan bertambahlah iman orang-orang yang beriman.” (An-Nihayah/Al-Fitan Wal Malahim 1/121)
Ibnu Hajar t berkata: “Pada diri Dajjal terdapat bukti nyata atas kedustaannya di hadapan orang-orang yang berakal. Karena dia memiliki memiliki wujud fisik serta memiliki bukti dari perbuatannya. Bersamaan dengan kekurangan pada dirinya bahwa dia adalah orang yang buta sebelah matanya. Jika dia menyeru manusia untuk mempertuhankannya itu menunjukkan keadaannya yang paling buruk. Bagi orang yang berakal mengetahui bahwa dia tidak mungkin akan bisa menciptakan selainnya, memperbaiki dan memperbagus serta dia tidak sanggup untuk menghilangkan kekurangan (seperti: matanya yang buta, tulisan kafir di dahinya, dll) yang ada pada dirinya. Maka ucapan yang paling ringan untuk dikatakan adalah: ‘Wahai orang yang menyangka bisa menciptakan langit dan bumi, bentuklah dirimu, perbaguslah dan hilangkan sifat kekurangan pada dirimu. Dan jika kamu menyangka bahwa tidak akan terjadi sesuatu yang baru pada diri Rabb, maka hilangkan apa yang tertulis di antara kedua matamu’.” (Fathul Bari 13/103)
Ibnul ‘Arabi t berkata: “Segala tanda-tanda kebesaran yang terjadi pada tangan Dajjal, dari turunnya hujan serta tanah menjadi subur bagi orang yang memercayainya, dan ketandusan atas orang yang mengingkarinya, dan segala yang bersamanya berupa perbendaharaan bumi, bersamanya surga dan neraka dan air yang mengalir, semuanya merupakan ujian dari Allah l agar orang-orang yang ragu menjadi binasa dan orang-orang yang bertakwa menjadi selamat. Semuanya merupakan perkara yang sangat menakutkan. Oleh karena itu, Rasulullah n bersabda: “Tidak ada fitnah yang paling besar dari fitnah Dajjal.” (Fathul Bari 13/103)
Demikianlah beberapa ucapan para ulama bahwa kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adalah perkara yang hakiki, bukan khayalan atau sebuah kamuflase. Dan demikianlah keterangan-keterangan nash yang wajib diimani.
Kiat-Kiat Terhindar dari Fitnah Dajjal
Sebagaimana dalam pembahasan di atas sangat jelas bahwa fitnah Dajjal amat sangat berat dan besar sehingga tidaklah heran jika Dajjal memiliki banyak pengikut. Dan pengikut Dajjal yang terbanyak adalah dari kalangan Yahudi, orang ajam (orang-orang non Arab), bangsa Turki, orang-orang A’rabi (orang Badui yang dikuasai kejahilan), dan kaum wanita. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah n seperti sabda beliau:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
“Yang akan mengikuti Dajjal adalah Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka memakai pakaian yang tebal dan bergaris.” (HR. Muslim no. 5237 dari sahabat Anas z)
Dalam riwayat Al-Imam Ahmad t no. 11290 disebutkan: “70.000 dari mereka memakai mahkota.”
Begitu juga dari kaum ‘ajam, telah dijelaskan oleh Rasulullah n dalam riwayat Al-Bukhari (no. 3323) dari sahabat Abu Hurairah z.
Adapun bangsa Turki disebutkan oleh Ibnu Katsir t: “Yang nampak, wallahu ‘alam, yang dimaksud dengan orang-orang Turki adalah para pembela Dajjal.” (An-Nihayah 1/117)
Tentang keadaan orang-orang Badui sebagai pengikut Dajjal terbanyak disebabkan kejahilan menguasai mereka, sebagaimana dalam riwayat Muslim t dari sahabat Abu Umamah z.
Adapun kebanyakan pengikut mereka dari kaum wanita karena keadaan mereka lebih jelek dari kaum Badui, karena cepatnya mereka terpengaruh dan mereka dikuasai kejahilan, sebagaimana dalam riwayat Ibnu ‘Umar c yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad t dan dishahihkan sanadnya oleh Ahmad Syakir t.
Kalaulah demikian besar fitnahnya dan banyak yang mengikutinya, maka sudah barang tentu kita harus berusaha menyelamatkan diri dari fitnahnya. Dan inilah beberapa kiat untuk menyelamatkan diri dari fitnah-fitnah Dajjal.
Pertama: Berpegang teguh dengan Islam dan bersenjatakan iman serta mengetahui nama-nama Allah l dan sifat-sifat-Nya yang mulia yang tidak ada seorangpun menyamai-Nya dalam masalah ini. Diketahui bahwa Dajjal adalah manusia biasa yang makan dan minum, dan Maha Suci Allah dari hal itu. Dajjal buta sebelah sementara Allah l tidak demikian. Dan tidak ada seorang pun bisa melihat Allah l sampai mati, sementara Dajjal dilihat ketika keluarnya baik oleh orang-orang kafir atau mukmin.
Kedua: Berlindung dari fitnah Dajjal, terlebih ketika shalat sebagaimana yang banyak diriwayatkan dari Rasulullah n.
Ketiga: Membaca sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi baik awal ataupun akhirnya di hadapan Dajjal, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah n.
Keempat: Lari dari Dajjal dan mencari tempat perlindungan, seperti kota Makkah dan Madinah. Karena keduanya adalah tempat yang tidak akan dimasuki oleh Dajjal, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim dari sahabat ‘Imran bin Hushain z dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t di dalam kitab Shahih Al-Jami’us Shagir (5/303 no. 6177).
Wallahu alam.

1 Tentu jawabnya bukanlah dia yang dimaksud dalam hadits-hadits Dajjal. Karena banyak sifat dan keadaan Dajjal yang tidak ada padanya. Dan tanda-tanda kiamat yang besar itu datang silih berganti dengan cepat sebagaimana disebutkan dalam sebagian hadits. Dan ini belum terjadi pada zaman ini. (ed)

Antara Berbakti Pada Orang Tua Atau Menuntut iLmu

Tatkala menuntut ilmu1 merupakan jihad, bahkan lebih utama dari jihad fi sabilillah (berlaga di medan jihad), kita akan mengawali permasalahan dengan hadits Abdullah bin ‘Amr c, ketika datang seorang lelaki menemui Rasulullah n meminta izin untuk berjihad fi sabilillah. Rasulullah n bertanya kepadanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Dia menjawab: “Ya.” Rasulullah n pun mengatakan:
“Pada kedua orang tuamulah engkau berjihad (bersungguh-sungguh berbakti).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud (no. 2528) disebutkan: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah n ingin ikut berjihad, sementara kedua orang tuanya menangis. Maka Rasulullah n mengatakan:
“Kembalilah engkau kepada keduanya, dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.”
Berdasarkan hadits ini, jumhur ulama mengatakan bahwa seorang anak haram untuk berangkat jihad jika kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya melarangnya, dengan syarat kedua orang tuanya muslim. Karena birrul walidain (berbakti kepada keduanya) adalah fardhu ‘ain (kewajiban bagi setiap muslim yang tidak bisa diwakili orang lain), sedangkan jihad adalah fardhu kifayah (kewajiban bagi sebagian kaum muslimin, jika ada sebagian yang telah menunaikannya maka gugur kewajiban yang lain). Adapun jika jihad tersebut hukumnya fardhu ‘ain maka jihad didahulukan, karena mashlahatnya –yaitu untuk membela Islam dan kaum muslimin– lebih besar dibandingkan birrul walidain yang maslahatnya hanya untuk kedua orang tua. (Lihat Syarhu Muslim karya An-Nawawi (16/89), Fathul Bari (6/140-141), Nailul Authar (7/221) dan Subulus Salam (4/66))
Al-Hafizh berkata dalam Fathul Bari (6/141): “Hadits ini merupakan dalil haramnya melakukan safar tanpa izin orang tua, karena jihad saja demikian. Apalagi kalau hanya safar biasa. Lain halnya dengan safar dalam rangka menuntut ilmu yang fardhu ‘ain2, maka hal ini boleh meskipun tanpa izin. Adapun safar untuk menuntut ilmu yang sifatnya fardhu kifayah3 maka ada perbedaan pendapat di kalangan ulama.”
Kita memandang bahwa pendapat terbaik dalam hal ini adalah fatwa guru besar kami Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i t dan fatwa Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahumallah.
Syaikhuna Al-Wadi’i t berkata: “Waspadalah, waspadalah! Jangan sampai kedua orang tuamu menghalangi engkau dari menuntut ilmu yang bermanfaat. Karena kebanyakan orang tua, kalbu mereka dipenuhi cinta dunia. Tinjauan mereka sangat sempit, karena terbatas hanya pada masa depan anak di dunia ini.
Dalam Masa`il Ibnu Hani (jilid hal.164), dia berkata: “Aku mendengar Abu Abdillah –yaitu Al-ImamAhmad t– ditanya tentang seseorang yang pamit kepada orang tuanya untuk safar menuntut hadits dan (ilmu) yang bermanfaat baginya. Beliau t menjawab: “Jika berangkat untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, saya memandang tidak mengapa seseorang melakukan hal itu meskipun tanpa izin orang tua.”
Saya bukannya mengajak anda untuk durhaka kepada orang tua dan memutuskan hubungan dengan keduanya, melainkan agar anda mengutamakan perkara yang lebih bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin. Akan tetapi kalau keduanya membutuhkan anda untuk mencarikan nafkah, atau untuk mengurusi mereka, maka tidak boleh menelantarkan mereka, berdasarkan hadits:
“Pada keduanyalah engkau berjihad.” (An-Nushul Amin li Thalabatil ‘Ilmi wa Sa`iris Salafiyyin min Kalamil Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i, hal. 60-61)
Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin t ketika ditanya tentang seseorang yang dihalangi oleh kedua orang tuanya untuk berangkat menuntut ilmu, beliau menjawab: “Jika ada tuntutan yang sifatnya darurat (terpaksa) untuk mendampingi keduanya, maka tinggal bersamanya afdhal (lebih utama), dan dia bisa menuntut ilmu bersamaan dengan mendampingi keduanya. Karena birrul walidain lebih diutamakan dibanding jihad fi sabilillah (yang hukumnya fardhu kifayah, pen). Sedangkan menuntut ilmu merupakan jihad, berarti birrul walidain didahulukan jika orang tua membutuhkan keberadaan anaknya. Adapun jika keduanya tidak membutuhkan keberadaannya, dan dia akan lebih leluasa serta lebih maksimal dalam menuntut ilmu jika berangkat, tidak mengapa dia berangkat (meskipun tanpa seizin keduanya). Namun jangan sampai lupa hak orang tuanya, dengan pulang menjenguk keduanya dan terus berusaha meyakinkan mereka akan pentingnya menuntut ilmu, sampai mereka mengerti hal itu. Lain halnya jika seorang anak mengetahui bahwa orang tuanya membenci ilmu syar’i (ilmu agama). Orang tua yang seperti itu tidak memiliki hak untuk ditaati. Dan tidak semestinya seorang anak minta izin kepada mereka jika hendak berangkat menuntut ilmu, karena yang mendorong keduanya untuk menghalangi anaknya adalah kebencian dia terhadap ilmu syar’i.” (Kitabul ‘Ilmi, hal. 155)
Semoga Allah I memberi taufik kepada para orang tua untuk mendukung dan membantu anak-anak mereka dalam menuntut ilmu, serta menyadari bahwa dengan itu mereka telah berpartisipasi untuk kejayaan agama ini dan kemaslahatan kaum muslimin. Dan itu lebih baik bagi mereka dibandingkan dunia dan seisinya.
Allahul muwaffiq ila sawa`is sabil. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Catatan Kaki:
1 Ilmu yang dibicarakan di sini adalah ilmu syar’i (ilmu agama), bukan ilmu dunia.
2 Yaitu ilmu akidah dan tauhid, mempelajari hal-hal yang harus diimani, cara mentauhidkan Allah I dalam beribadah, serta hal apa saja yang merupakan pembatal-pembatal keislaman seseorang, seperti syirik dan lainnya.  Demikian pula mempelajari ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah I untuk mengenal Allah I. Juga mempelajari hukum-hukum syariat yang diwajibkan bagi setiap orang, semisal shalat, dan yagn terkait dengannya seperti wudhu dan lainnya.
3 Yaitu ilmu yang tidak harus dipelajari oleh setiap orang, seperti ilmu nahwu-sharaf, ilmu ushul fiqih, dan lainnya.

Senin, 01 Oktober 2012

Cara Sujud Yang Benar

Secara umum, tata cara sujud yang benar telah disebutkan dalam hadis berikut:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: Dahi –dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau–, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadis, tujuh anggota sujud dapat kita rinci:

a. Dahi dan mencakup hidung
b. Dua telapak tangan
c. Dua lutut
d. Dua ujung-ujung kaki.

Adapun bentuk sujud yang sempurna secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Menempelkan Dahi dan Hidung di Lantai
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menempelkan dahi dan hidungnya ke lantai…” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan dishahihkan Al Albani dalam Sifat Shalat, Hal. 141)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak menempelkan hidungnya ke tanah, sebagaimana dia menempelkan dahinya ke tanah.” (HR. Ad Daruqutni dan At Thabrani dan dishahihkan Al Albani dalam Sifat Shalat, Hal. 142)
Hadis ini menunjukkan, menempelkan hidung ketika sujud hukumnya wajib.
2. Meletakkan Kedua Tangan di Lantai dan Sejajar dengan Pundak atau Telinga
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan kedua tangannya (ketika sujud) sejajar dengan pundaknya.” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan dishahihkan Al Albani dalam Sifat Shalat, Hal. 141)
Dan terkadang “Beliau  meletakkan tangannya sejajar dengan telinga.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i dengan sanad shahih sebagaimana disebutkan Al Albani dalam Sifat Shalat, Hal. 141)
3. Merapatkan Jari-jari Tangan dan Menghadapkannya ke Arah Kiblat
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merapatkan jari-jari tangan ketika sujud.” (HR. Ibn Khuzaimah dan Al Baihaqi dan dishahihkan Al Albani)
“Beliau menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat.” (HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih, sebagaimana keterangan Syaikh Al Albani dalam Sifat Shalat)
Ibn Umar radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka menghadapkan anggota tubuhnya ke arah kiblat ketika shalat. Sampai beliau menghadapkan jari jempolnya ke arah kiblat.” (HR. Ibn Sa’d dan dishaihkan Al Albani dalam Sifat Shalat, Hal. 142)
4. Mengangkat Kedua Lengan dan Membentangkan Keduanya Sehingga Jauh dari Lambung
“Beliau tidak meletakkan lengannya di lantai.” (HR. Al Bukhari dan Abu Daud)
“Beliau mengangkat kedua lengannya dan melebarkannya sehingga jauh dari lambungnya, sampai kelihatan ketiak beliau yang putih dari belakang.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
“Beliau melebarkan lengannya, sehingga anak kambing bisa lewat di bawah lengan beliau.” (HR. Muslim dan Abu ‘Awanah)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh dalam merenggangkan kedua lengannya kekita sujud, sampai ada sebagian sahabat yang mengatakan, “Sungguh kami merasa kasihan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau sangat keras ketika membentangkan kedua lengannya pada saat sujud.” (HR. Abu Daud dan Ibn Majah dengan sanad hasan sebagaimana keterangan Syaikh Al Albani dalam Sifat Shalat)
Catatan:
Membentangkan kedua lengan ketika sujud dianjurkan jika tidak mengganggu orang lain yang berada di sampingnya. Jika mengganggu orang lain, misalnya ketika shalat berjamaah, maka tidak boleh membentangkan tangan, namun tetap harus mengangkat siku agar tidak menempel dengan lantai. Karena menempelkan siku ketika sujud termasuk tata cara sujud yang dilarang.
5. Menempelkan Kedua Lutut di Lantai
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan:….salah satunya bertumpu pada kedua lutut.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Catatan:
Kedua lutut dirapatkan ataukah direnggangkan?
Tidak terdapat keterangan tentang masalah ini. Oleh karena itu, posisi lutut ketika sujud sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi yang paling nyaman menurut orang yang shalat. Jika dia merasa nyaman dengan merenggangkan lutut, maka sebaiknya direnggangkan dan sebaliknya, jika dia merasa nyaman dengan kondisi dirapatkan kedua lututnya, maka sebaiknya dirapatkan.
Syaikh Ibn Al Utsaimin mengatakan, “Hukum asal (gerakan shalat) adalah meletakkan anggota badan sesuai dengan kondisi asli tubuh sampai ada dalil yang menyelisihinya.” (Asy Syarhul Mumthi’, 1:574)
6. Bersikap I’tidal Ketika Sujud
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin menjelaskan bahwa yang dimaksud “i’tidal ketika sujud” adalah merenggangkan antara betis dengan paha, dan meregangkan antara perut dengan paha, masing-masing kurang lebih 90 derajat. Namun tidak boleh berlebihan ketika meregangkan betis dengan paha, sehingga lebih dari 90 derajat.(Asy Syarhul Mumthi’, 1:579)
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Bersikaplah I’tidal ketika sujud.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Humaid radhiallahu ‘anhu, beliau menceritakan tata cara shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: …Ketika beliau sujud, beliau renggangkan kedua pahanya, tanpa sedikit pun menyentuhkan paha dengan perut beliau. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh As Syaukani dalam Nailul Authar)
As Syaukani mengatakan: Hadis ini dalil dianjurkannya meregangkan kedua paha ketika sujud dan mengangkat perut sehingga tidak menyentuh paha. Dan tidak ada perselisihan ulama tentang anjuran ini. (Nailul Authar, 2:286)
7. Meletakkan Ujung-ujung Kaki dan Ditekuk Sehingga Ujung-ujungnya Menghadap Kiblat
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan dua lututnya dan ujung kedua kakinya di tanah.” (HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih, dinyatakan shahih oleh Al Hakim dan dishahihkan Al Albani)
“Beliau menegakkan kedua telapak kakinya.” (HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih dan dishahihkan Al Albani) Dan “Beliau memerintahkan (umatnya) untuk melakukannya.” (HR. At Turmudzi, Al Hakim dan dishahihkan Al Albani)
“Beliau menghadapkan punggung kakinya dan ujung-ujung jari kaki ke arah kiblat.” (HR. Al Bukhari dan Abu Daud)
8. Merapatkan Tumit
“Beliau merapatkan kedua tumitnya (ketika sujud).” (HR. At Thahawi dan Ibn Khuzaimah dan dishahihkan Al Albani)
9. Melaksanakan Gerakan Sujud Sebagaimana di Atas dengan Sungguh-sungguh
Karena demikianlah sunnah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar shalat kita bisa sempurna maka sunnah yang mulia ini harus kita jaga.

sunnah yang diremehkan

Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yg baik bagimu Allah dan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Secara bahasa sunnah berarti jalan. Sedang menurut istilah ilmu fiqih yaitu suatu perbuatan yg berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa bila ditinggalkan. Meskipun demikian sebagai realisasi cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kita harus memposisikan perbuatan sunnah sejalan dgn ‘rekomendasi’ Allah “Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yg baik bagimu Allah dan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Ibnu Katsir berkata “Ayat ini adl dalil yg kuat utk meneladani Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam ucapan perbuatan dan sikap beliau.” Meniru dan meneladani seseorang adl manifestasi cinta. Padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga lbh mencintai aku daripada orang tuanya anak-anaknya dan segenap manusia.” Karena itu pertanda seberapa besar cinta kita kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam di antaranya dapat diukur dgn perhatian kita dalam meneladani tiap ucapan dan tindak tanduk beliau. Tapi ironinya krn merasa tak akan mendapat dosa umat Islam banyak yg meremehkan masalah-masalah sunnah. Alangkah baiknya kita mengikuti jejak Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma yg senantiasa berusaha menerapkan tiap apa yg ia ketahui dari perbuatan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Hingga kini banyak masalah sunnah yg terlupakan bahkan diremehkan oleh umat. Adapun di antara sunnah-sunnah yg sering dilupakan dan diremehkan adl sbb.
Pertama Berkumur dan istinsyaq . Ketika berwudhu banyak orang yg tidak berkumur dan istinsyaq. Ada pula yg hanya berkumur tetapi tidak melakukan istinsyaq. Padahal dua-duanya merupakan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Abdullah bin Zaid meriwayatkan tentang cara berwudhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “berkumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu tiga kali.
Kedua Berwudhu sebelum mandi dari hadats besar. Jarang orang memperhatikan tata cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan sunnah. Dalam benak mereka yg terpikir hanyalah bagaimana bisa menghilangkan hadats besar. Adapun menurut sunnah di antaranya adl mengawali mandi tersebut dgn berwudhu. Secara rinci cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam dijelaskan dalam hadits Aisyah Radhiallahu Anha; “Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bila mandi dari jinabat memulai dgn mencuci kedua tapak tangannya lalu berwudhu sebagaimana wudhu utk shalat kemudian memasukkan jari-jari beliau ke dalam air dan dengannya beliau menyelanyela akar rambutnya lalu menyiram kepalanya dgn tiga kali cidukan dari kedua tangannya lalu menyiram seluruh kulit .
Ketiga Mendatangi shalat dgn tenang. Bila iqomat telah dikumandangkan atau shalat jama’ah telah didirikan kita banyak menyaksikan orang-orang berlarian utk mendapatkan ruku’ bersama imam. Di samping jauh dari sunnah perbuatan itu mengakibatkan pelakunya tidak bisa khusyu’ dan mengganggu mereka yg sedang shalat. Untuk menanggulangi hal tersebut hendaknya kita datang berjamaah lbh awal yg dgn begitu kita bisa melakukan perbuatan sunnah yg lain. Shalat sunnah qabliyah misalnya. Petunjuk cara mendatangi shalat berjamaah telah diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau bersabda “Bila shalat telah didirikan jangan mendatanginya dgn tergesa-gesa tetapi datanglah dgn berjalan secara tenang. Apa yg kamu dapatkan maka shalatlah dan apa yg kamu ketinggalan darinya maka sempurnakanlah.
Keempat Shalat dgn memakai sutrah . Shalat dgn memakai sutrah sering tidak diperhatikan khususnya ketika shalat sunnat. Hal ini tentu jauh dari sunnah. Dari Nafi’ bin Abdillah “bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menancapkan tombak kemudian beliau shalat di hadapannya.
Kelima Merapatkan pundak dgn pundak dan telapak kaki dgn telapak kaki dalam shaf shalat jama’ah. Mayoritas shaf-shaf di tiap shalat jama’ah di banyak masjid selalu kita dapati kekurangan. Misalnya tidak lurus atau kurang rapat. Yang lbh menyedih-kan ada orang yg marah bila diingatkan. Inilah potret kebodohan umat tentang sunnah. Padahal Anas Radhiallahu Anhu meriwayatkan bahwasanya Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Luruskanlah barisan-barisan kalian sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku. Dan tiap orang dari kami merapatkan pundaknya dgn pundak kawannya dan telapak kakinya dgn telapak kaki kawannya.” . Hadits di atas menegaskan bagai-mana besarnya perhatian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam soal lurus dan rapatnya barisan shalat.
Keenam Shalat malam/ tahajud. Banyak orang mengeluh dirinya sulit sekali bangun malam. Memang benar bangun malam itu tidak mudah. Ia membutuhkan usaha dan kesabaran. Untuk memudahkan bangun malam ikutilah nasehat-nasehat berikut ini
    Tinggalkan maksiat dan dosa! Sebab keduanya menghalangi manusia dari keta’atan.
    Niatlah sungguh-sungguh utk bangun dan ikhlas krn Allah. Baik pula jika disertai do’a memohon diberi kekuatan bangun tengah malam.
    Bersegera tidur. Begadang malam hanya akan membuatmu terlambat bangun. Apalagi jika tiada manfaatnya. Sekedar ngobrol misalnya. Bahkan hingga utk pekerjaan penting sekali-pun Anda harus membatasi waktunya.
    Tidak makan terlalu banyak menjelang tidur. Makan banyak akan membuat orang malas beribadah.
    Membaca do’a-do’a yg disun-nahkan ketika mau tidur.
Meletakkan alarm atau sejenisnya sehingga bisa bangun sesuai dgn waktu yg diinginkan. Saudaraku usahakanlah selalu shalat malam. Mudah-mudahan do’a atau air matamu di sepertiga malam bisa menyelamatkanmu dari siksa Neraka. Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam ditanya “Shalat apakah yg paling utama setelah shalat fardhu ?” Beliau menjawab “Shalat di tengah malam.” Ia bertanya “Dan puasa apakah yg lbh utama setelah Ramadhan ?” Beliau menjawab “Puasa pada bulan Muharram.
Ketujuh Memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur dan Neraka Jahannam dari fitnah kehi-dupan dan kematian fitnah Dajjal dan dari dosa serta hutang. Mohon perlin-dungan tersebut diucapkan menjelang akhir do’a tasyahud dalam shalat. Urwah bin Zubair berkata Ai’syah Radhiallahu Anha mengabarinya bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam shalatnya berdo’a “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari azab kubur dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah Dajjal dan aku berlindung kepadamu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang.” Aisyah Radhiallahu Anha berkata “Seseorang kemudian bertanya kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam “Betapa sering engkau memohon perlindungan dari hutang wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Sesungguhnya orang yg berhutang itu bila berkata dusta dan bila berjanji mengkhianati.
Kedelapan Berdo’a sebelum salam. Abdullah bin Amr meriwayatkan dari Abu Bakar As Shiddiq Radhiallahu Anhu bahwasanya beliau berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Ajarkanlah kepadaku do’a yg kupanjatkan dalam shalat.” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam menjawab “Ucapkanlah “Ya Allah sesungguhnya aku terlalu banyak menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yg mengampuni dosa-dosa selain Engkau maka ampunilah aku dari sisiMu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.” kemudian hendaknya ia memilih do’a yg disenanginya lalu berdo’a dengannya. Do’a ini dibaca setelah do’a mohon perlindungan selanjutnya kita membaca do’a yg kita kehendaki. Alangkah baiknya kita membiasakan berdo’a pada waktu-waktu yg ditun-jukkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Di waktu yg mustajab tersebut kita meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akherat.
Kesembilan Shalat sunnah di rumah. Banyak manfaat shalat sunnah di rumah di antaranya
    Shalat sunnah di rumah adl tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Melakukannya berarti menghidupkan dan meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
    Ia lbh menjaga keikhlasan hati dari sikap riya’ dan ingin dipuji orang.
Shalat sunnah di rumah dgn sendirinya mengajarkan cara shalat yg benar kepada anggota keluarga terutama kepada isteri dan anak-anak. Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Lakukanlah sebagian shalat-shalat mu di dalam rumah dan jangan jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan.” Aisyah Radhiallahu Anha berkata “Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shalat empat rakaat di rumahku sebelum shalat Zhuhur kemudian keluar dan shalat bersama para Sahabat. Kemudian masuk lalu shalat dua rakaat. Beliau shalat Maghrib bersama para Sahabat kemudian masuk dan shalat dua rakaat. Beliau shalat Isya’ bersama para Sahabat kemudian masuk rumahku lalu shalat dua rakaat.” Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sebagian besar shalat sunnahnya di dalam rumah. Terutama ba’diyah Maghrib. Tidak ada satu riwayatpun yg mengatakan bahwa beliau pernah melakukannya di dalam masjid.
Rujukan utama Sunan Majhulah Abdul Ilah Abdurrahman Salamah.
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Cara Konfigurasi Router pada Debian

Berikut ini merupakan Langkah Konfigurasi Router Sederhana berbasis Debain Etch

Misalkan kita menentukan IP untuk interface sbb :

- Interface Eth0 (untuk koneksi ke internet) :

IP : 10.26.7.194

Submask : 255.255.255.252

Gateway : 10.26.7.193

- Interface Eth1 (untuk koneksi ke Local Network)

IP : 192.168.10.1

Submask : 255.255.255.0

Langkah-langkah untuk mengKonfigurasi Router berbasis Debian Etch adalah sebagai berikut :

1. Set IP masing-masing Interface

Command : # vim /etc/network/interface

Edit file sebagai berikut :

allow-hotplug eth0

iface eth0 inet static

address 10.26.7.194

netmask 255.255.255.252

network 10.26.7.192

broadcast 10.26.7.195

gateway 10.26.7.193

iface eth1 inet static

address 192.168.10.1

netmask 255.255.255.0

network 192.168.10.0

broadcast 192.168.10.255

2. Update Debian Etch

Command : # vim /etc/apt/source.list

Tambahkan command berikut :

deb http://ftp.de.debian.org/debian etch main

deb-src http://ftp.de.debian.org/debian etch main

Lalu jalankan perintah Update

# apt-get update

Sistem akan terupdate secara otomatis. Pastikan router telah terhubung dengan internet.

3. Konfigurasi Routing IPTABLES

Command : # vim /etc/rc.local

Tambahkan : iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j

MASQUERADE

Perintah di atas berfungsi agar setting IPTABLES tidak berubah saat PC Restart.

4. Cek Konfigurasi IPTABLES

Command : # iptables –nL –t nat

5. Cek DNS nameserver

Command : # vim /etc/resolv.conf

6. Konfigurasi IP Forward

Command : # vim /etc/sysctl.conf

Lalu hilangkan tanda pagar (#) yang ada di depan komentar berikut :

#net.ipv4.conf.default.rp_filter=1

#net.ipv4.ip_forward =1

#net.ipv4.conf.default.forwarding=1

#net.ipv6.conf.default.forwarding=1

Selesai…. Router Sederhana siap digunakan

-----------Selamat Mencoba------------- d"_"b

Pengertian IPTABLES

IPTables memiliki tiga macam daftar aturan bawaan dalam tabel penyaringan, daftar tersebut dinamakan rantai firewall (firewall chain) atau sering disebut chain saja. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.

Pada diagram tersebut, lingkaran menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada saat sebuah paket sampai pada sebuah lingkaran, maka disitulah terjadi proses penyaringan. Rantai akan memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya adalah DROP, maka paket tersebut akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan untuk ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui diagram tersebut.

Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan “jika paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah yang harus dilakukan terhadap paket”. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan paket, maka aturan berikutnya akan memproses paket tersebut. Apabila sampai aturan terakhir yang ada, paket tersebut belum memenuhi salah satu aturan, maka kernel akan melihat kebijakan bawaan (default) untuk memutuskan apa yang harus dilakukan kepada paket tersebut. Ada dua kebijakan bawaan yaitu default DROP dan default ACCEPT.

Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:

Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain

1. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.

2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.

3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk me-mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.

4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).

5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau diteruskan ke host lain.

6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran yang utama terjadi.

7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation).

8. Paket keluar menuju interface jaringan, contoh eth1.

9. Paket kembali berada pada jaringan fisik, contoh LAN.

Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal

1. Paket berada dalam jaringan fisik, contoh internet.

2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.

3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.

4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat.

5. Paket mengalami keputusan routing.

6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.

7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.

Perjalanan paket yang berasal dari host lokal

1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.

2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.

3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel nat.

4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.

5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui interface mana.

6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.

7. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.

8. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
3. Sintaks IPTables

iptables [-t table] command [match] [target/jump]

1. Table

IPTables memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing tabel tersebut sebagai berikut :

    NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation. NAT adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
    MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti TTL, TOS dan MARK.
    FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini bisa dintukan apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT

2. Command

Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan terhadap lanjutan sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau penghapusan sesuatu dari tabel atau yang lain.

Command

   

Keterangan

-A

--append

   

Perintah ini menambahkan aturan pada akhir chain. Aturan akan ditambahkan di akhir baris pada chain yang bersangkutan, sehingga akan dieksekusi terakhir

-D       

--delete

   

Perintah ini menghapus suatu aturan pada chain. Dilakukan dengan cara menyebutkan secara lengkap perintah yang ingin dihapus atau dengan menyebutkan nomor baris dimana perintah akan dihapus.

-R       

--replace

   

Penggunaannya sama seperti --delete, tetapi command ini menggantinya dengan entry yang baru.

-I       

--insert

   

Memasukkan aturan pada suatu baris di chain. Aturan akan dimasukkan pada baris yang disebutkan, dan aturan awal yang menempati baris tersebut akan digeser ke bawah. Demikian pula baris-baris selanjutnya.

-L       

--list

   

Perintah ini menampilkan semua aturan pada sebuah tabel. Apabila tabel tidak disebutkan, maka seluruh aturan pada semua tabel akan ditampilkan, walaupun tidak ada aturan sama sekali pada sebuah tabel. Command ini bisa dikombinasikan dengan option –v (verbose), -n (numeric) dan –x (exact).

-F       

--flush

   

Perintah ini mengosongkan aturan pada sebuah chain. Apabila chain tidak disebutkan, maka semua chain akan di-flush.

-N       

--new-chain

   

Perintah tersebut akan membuat chain baru.

-X       

--delete-chain

   

Perintah ini akan menghapus chain yang disebutkan. Agar perintah di atas berhasil, tidak boleh ada aturan lain yang mengacu kepada chain tersebut.

-P       

--policy

   

Perintah ini membuat kebijakan default pada sebuah chain. Sehingga jika ada sebuah paket yang tidak memenuhi aturan pada baris-baris yang telah didefinisikan, maka paket akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan default ini.

-E       

--rename-chain

   

Perintah ini akan merubah nama suatu chain.

3. Option

Option digunakan dikombinasikan dengan command tertentu yang akan menghasilkan suatu variasi perintah.

Option

   

Command          Pemakai

   

Keterangan

-v       

--verbose

   

--list       

--append

--insert

--delete

--replace

   

Memberikan output yang lebih detail, utamanya digunakan dengan --list. Jika digunakan dengan

--list, akan menampilkam K (x1.000),

M (1.000.000) dan G (1.000.000.000).

-x       

--exact

   

--list

   

Memberikan output yang lebih tepat.

-n       

--numeric

   

--list

   

Memberikan output yang berbentuk angka. Alamat IP dan nomor port akan ditampilkan dalam bentuk angka dan bukan hostname ataupun nama aplikasi/servis.

--line-number

   

--list

   

Akan menampilkan nomor dari daftar aturan. Hal ni akan mempermudah bagi kita untuk melakukan modifikasi aturan, jika kita mau meyisipkan atau menghapus aturan dengan nomor tertentu.

--modprobe

   

All

   

Memerintahkan IPTables untuk memanggil modul tertentu. Bisa digunakan bersamaan dengan semua command.

4. Generic Matches

Generic Matches artinya pendefinisian kriteria yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, sintaks generic matches akan sama untuk semua protokol. Setelah protokol didefinisikan, maka baru didefinisikan aturan yang lebih spesifik yang dimiliki oleh protokol tersebut. Hal ini dilakukan karena tiap-tiap protokol memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan perlakuan khusus.

Match

   

Keterangan

-p       

--protocol

   
Digunakan untuk mengecek tipe protokol tertentu. Contoh protokol yang umum adalah TCP, UDP, ICMP dan ALL. Daftar protokol bisa dilihat pada /etc/protocols.

Tanda inversi juga bisa diberlakukan di sini, misal kita menghendaki semua protokol kecuali icmp, maka kita bisa menuliskan --protokol ! icmp yang berarti semua kecuali icmp.

-s       

--src

--source

   
Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan alamat IP asal. Alamat di sini bisa berberntuk alamat tunggal seperti 192.168.1.1, atau suatu alamat network menggunakan netmask misal 192.168.1.0/255.255.255.0, atau bisa juga ditulis 192.168.1.0/24 yang artinya semua alamat 192.168.1.x. Kita juga bisa menggunakan inversi.

-d       

--dst

--destination

   
Digunakan untuk mecocokkan paket berdasarkan alamat tujuan. Penggunaannya sama dengan match –src

-i       

--in-interface

   
Match ini berguna untuk mencocokkan paket berdasarkan interface di mana paket datang. Match ini hanya berlaku pada chain INPUT, FORWARD dan PREROUTING

-o       

--out-interface

   
Berfungsi untuk mencocokkan paket berdasarkan interface di mana paket keluar. Penggunannya sama dengan
--in-interface. Berlaku untuk chain OUTPUT, FORWARD dan POSTROUTING

5. Implicit Matches

Implicit Matches adalah match yang spesifik untuk tipe protokol tertentu. Implicit Match merupakan sekumpulan rule yang akan diload setelah tipe protokol disebutkan. Ada 3 Implicit Match berlaku untuk tiga jenis protokol, yaitu TCP matches, UDP matches dan ICMP matches.

a. TCP matches

Match

   

Keterangan

--sport       

--source-port

   

Match ini berguna untuk mecocokkan paket berdasarkan port asal. Dalam hal ini kia bisa mendefinisikan nomor port atau nama service-nya. Daftar nama service dan nomor port yang bersesuaian dapat dilihat di /etc/services.

--sport juga bisa dituliskan untuk range port tertentu. Misalkan kita ingin mendefinisikan range antara port 22 sampai dengan 80, maka kita bisa menuliskan --sport 22:80.

Jika bagian salah satu bagian pada range tersebut kita hilangkan maka hal itu bisa kita artikan dari port 0, jika bagian kiri yang kita hilangkan, atau 65535 jika bagian kanan yang kita hilangkan. Contohnya --sport :80 artinya paket dengan port asal nol sampai dengan 80, atau --sport 1024: artinya paket dengan port asal 1024 sampai dengan 65535.Match ini juga mengenal inversi.

--dport         

--destination-port

   

Penggunaan match ini sama dengan match --source-port.

--tcp-flags

   

Digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan TCP flags yang ada pada paket tersebut. Pertama, pengecekan akan mengambil daftar flag yang akan diperbandingkan, dan kedua, akan memeriksa paket yang di-set 1, atau on.

Pada kedua list, masing-masing entry-nya harus dipisahkan oleh koma dan tidak boleh ada spasi antar entry, kecuali spasi antar kedua list. Match ini mengenali SYN,ACK,FIN,RST,URG, PSH. Selain itu kita juga menuliskan ALL dan NONE. Match ini juga bisa menggunakan inversi.

--syn

   

Match ini akan memeriksa apakah flag SYN di-set dan ACK dan FIN tidak di-set. Perintah ini sama artinya jika kita menggunakan match --tcp-flags SYN,ACK,FIN SYN

Paket dengan match di atas digunakan untuk melakukan request koneksi TCP yang baru terhadap server

b. UDP Matches

Karena bahwa protokol UDP bersifat connectionless, maka tidak ada flags yang mendeskripsikan status paket untuk untuk membuka atau menutup koneksi. Paket UDP juga tidak memerlukan acknowledgement. Sehingga Implicit Match untuk protokol UDP lebih sedikit daripada TCP.

Ada dua macam match untuk UDP:

--sport atau --source-port

--dport atau --destination-port

c. ICMP Matches

Paket ICMP digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi-kondisi jaringan yang lain. Hanya ada satu implicit match untuk tipe protokol ICMP, yaitu :

--icmp-type

6. Explicit Matches

a. MAC Address

Match jenis ini berguna untuk melakukan pencocokan paket berdasarkan MAC source address. Perlu diingat bahwa MAC hanya berfungsi untuk jaringan yang menggunakan teknologi ethernet.

iptables –A INPUT –m mac –mac-source 00:00:00:00:00:01

b. Multiport Matches

Ekstensi Multiport Matches digunakan untuk mendefinisikan port atau port range lebih dari satu, yang berfungsi jika ingin didefinisikan aturan yang sama untuk beberapa port. Tapi hal yang perlu diingat bahwa kita tidak bisa menggunakan port matching standard dan multiport matching dalam waktu yang bersamaan.

iptables –A INPUT –p tcp –m multiport --source-port 22,53,80,110

c. Owner Matches

Penggunaan match ini untuk mencocokkan paket berdasarkan pembuat atau pemilik/owner paket tersebut. Match ini bekerja dalam chain OUTPUT, akan tetapi penggunaan match ini tidak terlalu luas, sebab ada beberapa proses tidak memiliki owner (??).

iptables –A OUTPUT –m owner --uid-owner 500

Kita juga bisa memfilter berdasarkan group ID dengan sintaks --gid-owner. Salah satu penggunannya adalah bisa mencegah user selain yang dikehendaki untuk mengakses internet misalnya.

d. State Matches

Match ini mendefinisikan state apa saja yang cocok. Ada 4 state yang berlaku, yaitu NEW, ESTABLISHED, RELATED dan INVALID. NEW digunakan untuk paket yang akan memulai koneksi baru. ESTABLISHED digunakan jika koneksi telah tersambung dan paket-paketnya merupakan bagian dari koneki tersebut. RELATED digunakan untuk paket-paket yang bukan bagian dari koneksi tetapi masih berhubungan dengan koneksi tersebut, contohnya adalah FTP data transfer yang menyertai sebuah koneksi TCP atau UDP. INVALID adalah paket yang tidak bisa diidentifikasi, bukan merupakan bagian dari koneksi yang ada.

iptables –A INPUT –m state --state RELATED,ESTABLISHED

7. Target/Jump

Target atau jump adalah perlakuan yang diberikan terhadap paket-paket yang memenuhi kriteria atau match. Jump memerlukan sebuah chain yang lain dalam tabel yang sama. Chain tersebut nantinya akan dimasuki oleh paket yang memenuhi kriteria. Analoginya ialah chain baru nanti berlaku sebagai prosedur/fungsi dari program utama. Sebagai contoh dibuat sebuah chain yang bernama tcp_packets. Setelah ditambahkan aturan-aturan ke dalam chain tersebut, kemudian chain tersebut akan direferensi dari chain input.

iptables –A INPUT –p tcp –j tcp_packets

Target

   

Keterangan

-j ACCEPT

--jump ACCEPT

   

Ketika paket cocok dengan daftar match dan target ini diberlakukan, maka paket tidak akan melalui baris-baris aturan yang lain dalam chain tersebut atau chain yang lain yang mereferensi chain tersebut. Akan tetapi paket masih akan memasuki chain-chain pada tabel yang lain seperti biasa.

-j DROP

--jump DROP

   

Target ini men-drop paket dan menolak untuk memproses lebih jauh. Dalam beberapa kasus mungkin hal ini kurang baik, karena akan meninggalkan dead socket antara client dan server.

Paket yang menerima target DROP benar-benar mati dan target tidak akan mengirim informasi tambahan dalam bentuk apapun kepada client atau server.

-j RETURN

--jump RETURN

   

Target ini akan membuat paket berhenti melintasi aturan-aturan pada chain dimana paket tersebut menemui target RETURN. Jika chain merupakan subchain dari chain yang lain, maka paket akan kembali ke superset chain di atasnya dan masuk ke baris aturan berikutnya. Apabila chain adalah chain utama misalnya INPUT, maka paket akan dikembalikan kepada kebijakan default dari chain tersebut.

-j MIRROR

   

Apabila kompuuter A menjalankan target seperti contoh di atas, kemudian komputer B melakukan koneksi http ke komputer A, maka yang akan muncul pada browser adalah website komputer B itu sendiri. Karena fungsi utama target ini adalah membalik source address dan destination address.

Target ini bekerja pada chain INPUT, FORWARD dan PREROUTING atau chain buatan yang dipanggil melalui chain tersebut.

Beberapa target yang lain biasanya memerlukan parameter tambahan:

a. LOG Target

Ada beberapa option yang bisa digunakan bersamaan dengan target ini. Yang pertama adalah yang digunakan untuk menentukan tingkat log. Tingkatan log yang bisa digunakan adalah debug, info, notice, warning, err, crit, alert dan emerg.Yang kedua adalah -j LOG --log-prefix yang digunakan untuk memberikan string yang tertulis pada awalan log, sehingga memudahkan pembacaan log tersebut.

iptables –A FORWARD –p tcp –j LOG --log-level debug

iptables –A INPUT –p tcp –j LOG --log-prefix “INPUT Packets”

b. REJECT Target

Secara umum, REJECT bekerja seperti DROP, yaitu memblok paket dan menolak untuk memproses lebih lanjut paket tersebut. Tetapi, REJECT akan mengirimkan error message ke host pengirim paket tersebut. REJECT bekerja pada chain INPUT, OUTPUT dan FORWARD atau pada chain tambahan yang dipanggil dari ketiga chain tersebut.

iptables –A FORWARD –p tcp –dport 22 –j REJECT --reject-with icmp-host-unreachable

Ada beberapa tipe pesan yang bisa dikirimkan yaitu icmp-net-unreachable, icmp-host-unreachable, icmp-port-unreachable, icmp-proto-unrachable, icmp-net-prohibited dan icmp-host-prohibited.


c. SNAT Target

Target ini berguna untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket (Source Network Address Translation). Target ini berlaku untuk tabel nat pada chain POSTROUTING, dan hanya di sinilah SNAT bisa dilakukan. Jika paket pertama dari sebuah koneksi mengalami SNAT, maka paket-paket berikutnya dalam koneksi tersebut juga akan mengalami hal yang sama.

iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j SNAT --to-source 194.236.50.155-194.236.50.160:1024-32000

d. DNAT Target

Berkebalikan dengan SNAT, DNAT digunakan untuk melakukan translasi field alamat tujuan (Destination Network Address Translation) pada header dari paket-paket yang memenuhi kriteria match. DNAT hanya bekerja untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau chain buatan yang dipanggil oleh kedua chain tersebut.

iptables –t nat –A PREROUTING –p tcp –d 15.45.23.67 --dport 80 –j DNAT --to-destination 192.168.0.2

e. MASQUERADE Target

Secara umum, target MASQUERADE bekerja dengan cara yang hampir sama seperti target SNAT, tetapi target ini tidak memerlukan option --to-source. MASQUERADE memang didesain untuk bekerja pada komputer dengan koneksi yang tidak tetap seperti dial-up atau DHCP yang akan memberi pada kita nomor IP yang berubah-ubah.

Seperti halnya pada SNAT, target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain POSTROUTING.

iptables –t nat –A POSTROUTING –o ppp0 –j MASQUERADE

f. REDIRECT Target

Target REDIRECT digunakan untuk mengalihkan jurusan (redirect) paket ke mesin itu sendiri. Target ini umumnya digunakan untuk mengarahkan paket yang menuju suatu port tertentu untuk memasuki suatu aplikasi proxy, lebih jauh lagi hal ini sangat berguna untuk membangun sebuah sistem jaringan yang menggunakan transparent proxy. Contohnya kita ingin mengalihkan semua koneksi yang menuju port http untuk memasuki aplikasi http proxy misalnya squid. Target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau pada chain buatan yang dipanggil dari kedua chain tersebut.

iptables –t nat –A PREROUTING –i eth1 –p tcp --dport 80 –j REDIRECT --to-port 3128

Pengertian Proxy

Teknik proxy adalah teknik yang standar untuk akses Internet secara bersama-sama oleh beberapa komputer sekaligus dalam sebuah jaringan lokal (LAN) melalui sebuah modem atau sebuah saluran komunikasi. Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari Internet atau intranet.

Proxy server bertindak sebagai gateway terhadap dunia maya untuk setiap komputer klien. Proxy server tidak terlihat oleh komputer klien sehingga seorang pengguna yang berinteraksi dengan Internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang menerima request dari proxy server akan menginterpretasikan request-request tersebut seolah-olah request itu datang secara langsung dari komputer klien, bukan dari proxy server.

Proxy server juga dapat digunakan untuk mengamankan private network yang dihubungkan ke sebuah jaringan publik (misalnya Internet). Proxy server memiliki lebih banyak fungsi daripada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang berfungsi sebagai sebuah "agen keamanan" untuk sebuah jaringan pribadi, umumnya dikenal sebagai firewall.

Istilah Proxy sendiri banyak dikenal / digunakan terutama di dunia / kalangan diplomatik. Secara sederhana proxy adalah seseorang / lembaga yang bertindak sebagai perantara atau atas nama dari orang lain / lembaga / negara lain. Teknik ini dikenal dengan beberapa nama yang ada di pasaran, misalnya:

* Internet Connection Sharing (ICS) �?? istilah ini digunakan oleh Microsoft pada Windows-nya.
* Proxy Server �?? ini biasanya berupa software tambahan yang dipasang di komputer yang bertindak sebagai perantara.
* Internet Sharing Server (ISS) �?? biasanya berupa hardware berdiri sendiri lengkap dengan modem, hub dan software proxy di dalamnya.
* Network Address Translation (NAT) �?? istilah lain yang digunakan untuk software proxy server.
* IP Masquerade �?? teknik yang digunakan di software NAT / Proxy server untuk melakukan proses proxy.

Mengapa teknik proxy menjadi penting untuk share akses Internet dari sebuah LAN secara bersama-sama? Sebagai gambaran umum, dalam sebuah jaringan komputer �?? termasuk Internet, semua komponen jaringan di identifikasi dengan sebuah nomor (di Internet dikenal sebagai alamat Internet Protokol, alamat IP, IP address). Mengapa digunakan nomor? Karena penggunaan nomor IP akan memudahkan proses route & penyampaian data �?? dibandingkan kalau menggunakan nama yang tidak ada aturannya. Kira-kira secara konsep mirip dengan pola yang dipakai di nomor telepon.
Nah sialnya, (1) nomor IP ini jumlah-nya terbatas dan (2) seringkali kita tidak menginginkan orang untuk mengetahui dari komputer mana / jaringan mana kita mengakses Internet agar tidak terbuka untuk serangan para cracker dari jaringan Internet yang sifatnya publik.
Berdasarkan dua (2) alasan utama di atas, maka dikembangkan konsep private network, jaringan private atau kemudian dikenal dengan IntraNet (sebagai lawan dari Internet). Jaringan IntraNet ini yang kemudian menjadi basis bagi jaringan di kompleks perkantoran, pabrik, kampus, Warung Internet (WARNET) dsb. Secara teknologi tidak ada bedanya antara IntraNet & Internet, beda yang significant adalah alamat IP yang digunakan. Dalam kesepakatan Internet, sebuah Intanet (jaringan private) dapat menggunakan alamat IP dalam daerah 192.168.x.x atau 10.x.x.x. IP 192.168 & 10 sama sekali tidak digunakan oleh Internet karena memang dialokasikan untuk keperluan IntraNet saja.
Proses pengkaitan ke dua jenis jaringan yang berbeda ini dilakukan secara sederhana melalui sebuah komputer atau alat yang menjalankan software proxy di atas. Jadi pada komputer yang berfungsi sebagai perantara ini, selalu akan mempunyai dua (2) interface (antar muka), biasanya satu berupa modem untuk menyambung ke jaringan Internet, dan sebuah Ethernet card untuk menyambung ke jaringan IntraNet yang sifarnya private.
Untuk menghubungkan ke dua jaringan yang berbeda ini, yaitu Internet & IntraNet, perlu dilakukan translasi alamat / IP address. Teknik proxy / Network Address Translation sendiri sebetulnya sederhana dengan menggunakan tabel delapan (8) kolom, yang berisi informasi:

* Alamat IP workstation yang meminta hubungan.
* Port aplikasi workstation yang meminta hubungan.
* Alamat IP proxy server yang menerima permintaan proxy.
* Port aplikasi proxy server yang menerima permintaan proxy.
* Alamat IP proxy server yang meneruskan permintaan proxy
* Port aplikasi proxy server yang meneruskan permintaan proxy.
* Alamat IP server tujuan.
* Port aplikasi server tujuan.

Dengan cara ini, paket dengan informasi pasangan alamat IP:port dari workstation user yang meminta servis pasangan alamat IP:port server tujuan bisa diganti agar server tujuan menyangka permintaan servis tersebut datangnya dari pasangan alamat IP:port proxy server yang meneruskan permintaan proxy. Server tujuan akan mengirimkan semua data yang diminta ke pasangan alamat IP:port proxy server yang meneruskan permintaan proxy �?? yang kemudian meneruskannya lagi ke pasangan alamat IP:port workstation pengguna yang menggunakan alamat IP 192.168.x.x.
Jika kita lihat secara sepintas, sebetulnya teknik proxy ini merupakan teknik paling sederhana dari sebuah firewall. Kenapa? Dengan teknik proxy, server tujuan tidak mengetahui bahwa alamat komputer yang meminta data tersebut sebetulnya berada di balik proxy server & menggunakan alamat IP private 192.168.x.x. (source from : onno w. purbo)