Tampilkan postingan dengan label Agama Kristen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama Kristen. Tampilkan semua postingan
Senin, 09 September 2013
sejarah Agama Kristen di Indonesia
Sejarah agama Kristen di
Indonesia
Perkembangan Agama Kristen di
Indonesia dapat dibagi menjadi 3 zona waktu.
1.Sebelum kolonialisme
Belanda
2.Saat kolonialisme Belanda
3.Setelah kolonialisme
Belanda
Sebelum kolonialisme Belanda
Agama Katolik untuk pertama
kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ke-7 di Sumatera Utara.
Kota Barus yang dahulu disebut sebagai negeri Bancluur/Fansur dan saat ini
terletak di dalam Keuskupan Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman
umat Katolik tertua di Indonesia
Saat kolonialisme Belanda
Kristen Katolik tiba di
Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol
yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1534, di
kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi.
Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di
kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547.Namun ketika Belanda
mengalahkan Portugis tahun 1605, Belanda mengusir misionari-misionari Katolik
dan memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch Reformed
Church), sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.
Perkembangan Kekristenan di
Indonesia pada zaman itu cukup lambat. Hal ini dikarenakan ajaran Calvinist
merupakan aliran agama Kristen yang memerlukan pendalaman Alkitab yang
mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu belum ada yang berbahasa Indonesia
(bahasa Belanda). Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda untuk masuk dan
menguasai Indonesia saat itu adalah sebuah perusahaan sekuler dan bukan
perusahaan yang cukup religius, sehingga tidak mendukung penyebaran agama yang
dilakukan oleh misionaris Belanda sendiri. Setelah pengaruh VOC mulai tenggelam
pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai memperbolehkan penyebaran agama
dengan lebih leluasa. Orang Kristen aliran Lutheran dari Jerman yang lebih toleran
dan tidak memaksa pemeluknya untuk mempelajari agama Kristen dengan sedemikian
dalam, mulai memanfaatkan perijinan tersebut untuk mulai menyebarkan agama di
antara orang Batak di Sumatera pada tahun 1861, dan misionari Kristen Belanda
dari aliran Rhenish juga menyebarkan agama di Kalimantan Tengah dan Sulawesi
Tengah.
Setelah kolonialisme Belanda
Pada abad ke 20 setelah
Belanda pergi dari Indonesia, agama Kristen dan Katolik mulai berkembang pesat.
Hal ini dimulai oleh sebuah keadaan pada tahun 1965, ketika terjadi peralihan
kekuasaan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto. Saat itu, Komunisme (dan
Atheisme) merupakan hal yang dilarang oleh pemerintah. Semua orang-orang yang
tidak beragama, langsung dicap Atheis, dan dengan demikian sangat mudah untuk
dituduh sebagai pengikut Komunis. Saat itu, gereja dari berbagai aliran
mengalami pertumbuhan jemaat yang pesat, terutama dari orang-orang (sebagian
besar beretnis Tionghoa yang berasal dari Cina, yang merupakan negara Komunis)
yang merasa tidak nyaman dengan kebijakan pemerintah mengenai Komunisme dan
Atheisme pada saat itu. Pada akhir abad ke 20 sampai awal abad 21, banyak
misionaris dari Amerika yang menyebarkan aliran Evangelican dan Pentecostal.
Aliran yang sering disebut "Karismatik" ini merupakan aliran yang
dianggap "modern" karena menggabungkan antara Kristen tradisional,
dengan pola pikir modern pada zaman ini.
Agama Kristen termasuk banyak
tradisi agama yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan
aliran yang jumlahnya ribuan. Selama dua milenium, Kekristenan telah berkembang
menjadi tiga cabang utama:
Agama Kristen termasuk banyak
tradisi agama yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan
aliran yang jumlahnya ribuan. Selama dua milenium, Kekristenan telah berkembang
menjadi tiga cabang utama:
1.Katolik (denominasi tunggal
Kristen terbesar, termasuk Gereja Katolik ritus Timur, dengan satu koma dua
milyar penganut total, lebih dari setengah dari jumlah total penganut agama
Kristiani)
2.Protestanisme (terdiri dari
berbagai macam denominasi dan pemikir dengan berbagai macam penafsiran kitab
suci, termasuk Lutheranisme, Anglikanisme, Calvinisme, Pentakostalisme,
Methodis, Gereja Baptis, Karismatik, Presbyterian, Anabaptis, dsb.)
3.Ortodoks Timur (denominasi
tunggal Kristen terbesar kedua, dan merupakan denominasi Kristen terbesar di
Eropa timur)
Selain itu ada pula berbagai
gerakan baru seperti Bala Keselamatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,
Mormon, Saksi-Saksi Yehuwa, serta berbagai aliran yang muncul pada akhir abad
ke-19 maupun abad ke-20, dll.
Sejarah Agama Kristen
Sejarah agama Kristen
Lahirnya Agama Kristen
Agama Kristen bermula dari
pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama ini. Yesus lahir di kota
Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada masa kekuasaan
raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria, yang
dikandung oleh Roh Kudus. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus
berkhotbah dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya.
Yesus yang semakin populer dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian
berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus wafat di salib pada usia 33 tahun dan
bangkit dari kubur pada hari yang ketiga setelah kematiannya. Setelah
kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia sekitar empat puluh hari lamanya,
sebelum kemudian naik ke surga.
Gereja mula-mula
Setelah naiknya Yesus Kristus
ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai
hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis.
Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai
ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat
itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban kekezaman kekaisaran Romawi dengan
menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati demi mempertahankan
imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati
dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu, kepercayaan yang
berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat konsep ‘balas jasa
langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran Kristen, perlahan
agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah Romawi semakin
terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha menekan, dan bahkan
melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau menyembah
Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme dan
ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat
propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan kegagalan
penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, pada
masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi
untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah
Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok
dunia.
Masa kegelapan
Pada masa inilah, datang
masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar Commodus hingga Kaisar
Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan kepercayaan
terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga agama
Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar
Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan
80 tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan
menetapkan agama Kristen sebagai agama negara.
Sebagai agama resmi negara
Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun Gereja juga mulai
terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu upaya
untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama pada
tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan
pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari
umat-umat Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme,
yang merupakan salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan
utama diadakannya Konsili Nicea yang pertama.
Ketika Kerajaan Romawi runtuh
dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada abad ke-11 terjadilah
Perang Salib, di mana kekezaman prajurit perang salib menjadi sejarah kelam
Kristen yang hingga kini masih banyak disesali. Perang Salib adalah perang
agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama kali oleh Paus Urbanus II,
Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota suci Yerusalem dari kekuasaan
Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen sebagai tujuan ziarah saat
itu.
Sementara itu, bagian timur
dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai Gereja yang disebut Yunani atau
Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira di Rusia dan memisahkan diri dari
belahan barat yang berada di bawah pimpinan Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi
pada tahun 1054.
Sementara itu, pada tahun
1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi
semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan
tujuan untuk menekan bidaah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh
Gereja saat itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber
kotbah.
Saat itu, banyak pihak-pihak
tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan di dalam Gereja Barat (Katolik)
sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak langsung mencoreng nama baik
Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin terpengaruh untuk
mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng dari ajaran dasar
Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di dalam Gereja
menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan banyak umat saat
itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta menuntut
pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan
pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua
orang.
Perpecahan
Puncak dari penyalahgunaan
ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat indulgensia. Praktik ini sendiri
sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja Katolik. Martin Luther,
seorang rahib, memutuskan untuk melakukan pembaharuan dengan melakukan pemberontakan
terhadap Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil
di Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan baru.
Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha
melakukan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan
pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam
kepatuhan penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam
Gereja berkurang dan tidak menjadi-jadi. Konsili Trente merupakan konsili yang
diadakan sebagai reaksi dari reformasi Martin Luther, di mana reformasi Martin
Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai tindakan yang memperparah kondisi
kekristenan. Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas
(termasuk kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi
berbagai macam penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.
Ketika Martin Luther
menerjemahkan Kitab Suci menjadi bahasa Jerman, pengikut-pengikutnya mulai
memiliki pandangan yang berbeda-beda akan Kitab Suci tersebut, lalu terjadilah
pertentangan penafsiran antara umat satu dengan yang lain, salah satu kasusnya
adalah pertentangan antara denominasi protestan reformed-nya Zwingli dan
denominasi anabaptis, reformed-nya Calvinis dengan Arminian, dan masih banyak
lagi. Inilah yang membuat agama Kristen Protestan sekarang banyak terbagi-bagi
lagi menjadi denominasi-denominasi lagi.
Agama Kristen
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada
ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini
meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat
manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab
Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil
Kristen di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b)
Gambaran umum agama Kristen
Dasar-dasar Iman
Agama Kristen termasuk salah
satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan
penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana
dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah
Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi).
Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis
dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas
pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi
Konstantin I.
Pemeluk agama Kristen
mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang
ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus
adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil Matius
16: 18-19)
Umat Kristen juga percaya
bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai Raja dan Hakim akan
dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang
tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
Kata Kristen sendiri memiliki
arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus
Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di
Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).
Pergerakan
Sepeninggal Yesus,
kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan penunjukan Petrus oleh Yesus.
Setelah Petrus meninggal kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang dipimpin
oleh uskup Roma. Pengakuan iman mereka menyebutkan kepercayaan akan Allah Tritunggal
yang Mahakudus, yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus, Gereja yang satu,
kudus, katolik, apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan
kekal.
Setelah itu, Gereja Kristen
mengalami dua kali perpecahan yang besar: yang pertama terjadi pada tahun 1054
antara Gereja Barat yang berpusat di Roma (Gereja Katolik Roma) dengan Gereja
Timur (Gereja Ortodoks Timur) yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Turki).
Yang kedua terjadi antara Gereja Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517
ketika Martin Luther memprotes ajaran Gereja yang dianggapnya telah menyimpang
dari kebenaran.
Banyak denominasi Gereja kini
menyadari bahwa perpecahan itu justru menyimpang dari pesan Yesus yang
mendoakan kesatuan di antara para pengikutnya.
“ "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi
juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku." ”
— Injil Yohanes 17:20-21
Doa ini kemudian menjadi
dasar dari gerakan ekumenisme yang dimulai pada awal abad ke-20.
Ibadah
Liturgi
Justin Martyr menggambarkan
liturgi , (tata cara urutan ibadah)
Kristen di First Apology (c. 150) kepada Penguasa Antoninus Pius pada abad
ke-2, dan penggambarannya masih relevan untuk menggambarkan struktur dasar dari
liturgi ibadah Kristen. Justin menggambarkan, orang Kristen berkumpul untuk
ibadah bersama pada hari Minggu, yaitu hari Yesus bangkit dari kubur. Pembacaan
Firman Tuhan diambil dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi terutama
dari Injil. Pada akhir dari liturgi ibadah, diadakan Perjamuan Kudus, untuk
memperingati pengorbanan Yesus.
Namun gereja pada saat ini
juga ada yang mengadakan ibadah selain hari Minggu. Gereja Advent Hari Ketujuh
berkumpul pada hari Sabtu. Gereja Pentakosta atau Karismatik mengikuti
"tuntunan Roh Kudus" dan tidak memiliki liturgi yang tertulis,
walaupun ada tata cara urutan umum kebiasaan ibadah yang biasanya dari minggu
ke minggu mirip. Gereja Evangelical menggabungkan Pop dan Rock ke dalam
ibadahnya, sementara beberapa Gereja yang lain melarang sama sekali penggunaan
alat musik dalam ibadah, seperti Gereja Ortodoks.
Ibadah dapat divariasikan
untuk acara-acara khusus, seperti baptisan, pernikahan, atau hari raya Kristen
seperti Natal dan Paskah. Ada pula ibadah untuk anak-anak, yang biasanya
disebut Sekolah Minggu atau Ibadah Anak.
Sakramen
Sakramen adalah ritus Agama Kristen
yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi. Kata 'sakramen' berasal dari
Bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan
suci". Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai
sebutan untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini
kemudian digunakan oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam
pengertian sumpah tadi.
Kalender Liturgis
Komunitas Katolik Roma,
Anglikan, dan Kristen Protestan mengatur ibadah dalam jadwal kalender liturgis.
Hal ini termasuk hari-hari suci, misalnya Hari Perenungan yang memperingati
sebuah kejadian di dalam hidup Yesus Kristus, hari-hari puasa, atau
perayaan-perayaan biasa seperti hari memperingati orang-orang kudus. Komunitas
Kristen yang tidak mengikuti tradisi kalender liturgis biasanya masih tetap
merayakan perayaan-perayaan tertentu, seperti Natal, Paskah, dan Kenaikan Yesus
ke Surga. Beberapa Gereja sama sekali tidak memakai kalender liturgis.
Simbol
Salib, yang saat ini adalah
simbol Kekristenan yang paling mudah dikenali di seluruh dunia, telah digunakan
sebagai simbol Kristen pada zaman sangat awal.
Lambang ikan juga nampaknya
berada di urutan teratas lambang favorit setelah salib. Lambang ikan dipakai
oleh karena kemiripan 5 huruf konsonan yang membentuk kata ikan (Ichthys), yang
mana dapat dipakai sebagai singkatan untuk menggambarkan Yesus: Iesous Christos
Theou Yios Soter, artinya Yesus Kristus, Anak Allah, Penyelamat.
Orang Kristen awal mula suka
untuk menghiasi makam-makam mereka dengan ukir-ukiran dan gambar mengenai
Yesus, orang-orang kudus, kejadian dari Alkitab, dan perlambang-perlambang yang
lain. Orang-orang Kristen awal tidak memiliki pemikiran negatif menganai
gambar, ukiran, maupun patung.
Simbol-simbol yang lain
meliputi burung merpati (simbol Roh Kudus), anak domba (simbol pengorbanan
Yesus), pohon anggur beserta ranting-rantingnya (simbol bahwa orang Kristen
harus memiliki hubungan secara pribadi dengan Yesus) dan banyak yang lain. Semua
ini diambil dari ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru.
Baptisan
Baptisan merupakan sebuah
ritual dan sakramen menggunakan air, yang menandakan seseorang berkomitmen
menjadi seorang Kristen dan tergabung menjadi anggota Gereja. Ada gereja yang
memperbolehkan baptisan dengan air yang dipercikkan (misalnya Gereja Kristen
Protestan, Gereja Katolik dan Ortodoks), ada gereja yang mengharuskan baptisan
dilakukan dengan diselamkan ke dalam air seperti Yesus (misalnya Gereja
Pantekosta dan Karismatik).
Doa
Pengajaran Yesus tentang doa
pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa secara Kristiani hanya memakai
sedikit faktor eksternal, atau tidak ada sama sekali, seperti misalnya harus
menggambar simbol-simbol tertentu atau harus menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih
dahulu sebelum berdoa. Dalam doa secara Kristiani, semua perilaku-perilaku yang
menekankan kepada "teknik-teknik berdoa" yang menggunakan faktor
eksternal seperti yang tadi disebutkan biasanya dituduh sebagai
"pagan" (paganisme, penyembahan berhala). Karena itu, dalam doa
secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya perlu percaya kepada
kebaikan Tuhan ketika berdoa.
Di seluruh Perjanjian Baru,
penekanan terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun ditekankan.
Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap
hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus.
Dalam tradisi lanjutan,
beberapa gerakan sebelum berdoa dianjurkan, seperti misalnya membuat tanda
salib, berlutut, atau membungkuk. Kebiasaan melipat tangan, menyatukan kedua
tangan di depan dada, atau mengangkat tangan pun terkadang sering dilakukan
untuk meningkatkan konsentrasi ketika berdoa dan mengekspresikan isi doa.